Detil Artikel

MENGENAL TAYUMAN SEBAGAI HIJAUAN PAKAN TERNAK YANG POTENSIAL DAN TAHAN KEKERINGAN Dibuat pada 2017-12-04 22:56:27 Oleh : Trimulad Dahono Saptowulan

1.Latar Belakang

Bagi peternak ruminansia didaerah beriklim kering, selalu menghadapi permasalahan dalam penyedian hijauan pakan ternak khususnya pada musim-musim kemarau, karena pada umumnya hijauan rumput dimusim kemarau mengalami stagnasi pertumbuhan bahkan banyak yang mati, sedang tanaman hijauan pohon juga banyak yang daunnya meranggas, sehingga untuk memenuhi kebutuhan pakan ternaknya para peternak hanya mengandalkan pakan asal jerami baik jerami padi maupun jerami hijauan yang lain, yang sebenarnya nilai nutrisinya sangat rendah dan serat kasarnya tinggi sehingga sulit dicerna. 

Keberadaan jerami tersebut baik berasal dari persediaan ( tandon) atau mencari keluar daerah atau bagi sebagian peternak ada yang membeli dengan harga yang cukup mahal ( Rp.750.000 – Rp.1.000.000 / truk jerami ), meski dengan cara menjual sebagian ternaknya. 

Di daerah yang beriklim kering, musim kemarau dapat berlangsung 4 – 5 bulan, sehingga dampaknya ternak menjadi kurus-kurus, tingkat reproduksi dan produksinya akan turun drastis.

Guna mengantisipasi kekurangan hijauan pakan ternak di musim kemarau, tentunya sudah banyak upaya yang dilakukan  baik melalui pengembangan tanaman alternatif maupun teknologi awetan pakan ternak, namun problim kekurangan hijauan pakan ternak khususnya pada musim kemarau  masih belum dapat diatasi secara keseluruhan.

Tanaman “Tayuman” atau "Bunga Kupu-Kupu" ( Bauhinia purpurea L ) mungkin dapat dijadikan salah satu  tanaman alternatif yang dapat membantu untuk menekan kekurangan hijauan pakan ternak didaerah-daerah dengan type iklim kering, karena tanaman ini memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap kekeringan ( tetap berproduksi dan tetap hijau disepanjang musim kering) , produksi hijauan segar cukup tinggi, nilai nutrisinya cukup tinggi, tahan dipangkas, tingkat palatabilitas tinggi, mudah dicerna karena serat kasar rendah, bahkan daun muda dapat sebagai alternatif sayuran dan batang serta daun tua dapat digunakan untuk kerajinan yang bernilai ekonomi tinggi, praktis tanaman tayuman merupakan tanaman "serbaguna".

2.Mengenal Tanaman Tayuman

Tayuman memiliki nama Latin  Bauhinia purpurea L. dan mempunyai beberapa nama sinonim seperti Bauhinia castrata Blanco, Bauhinia coromandeliana DC., Bauhinia platyphylla Span., Bauhinia purpurea var. corneri de Wit, Bauhinia rosea Corner, Bauhinia triandra Roxb., Bauhinia violacea Corner, Caspareopsis purpurea (L.) Pittier, dan Phanera purpurea (L.) Benth. Di Indonesia dinamakan bunga Kupu-kupu lantaran sekilas daun bunga tanaman ini menyerupai kupu-kupu. Sedangkan bentuk bunganya sekilas hampir menyerupai anggrek. Dalam bahasa Inggris tanaman ini disebut sebagai Butterfly Tree, Orchid Tree, Purple Bauhinia, dan Purple Camel’s Foot ( Yogi Sidik,2012).

Klasifikasi Ilmiah tanaman Tayuman : Kingdom : Plantae. Divisi : Tracheophyta. Kelas: Magnoliopsida. Ordo : Fabales. Famili : Fabaceae. Genus : Bauhinia. Spesies : Bauhinia purpurea L., bentuk bunga Papilonaceae. Sub family faboideae, bentuk bunga papilonaceae. Daunnya simple menyerupai kupu-kupu sehingga di Indonesia disebutnya Bunga Kupu-Kupu. Di Kabupaten Gunungkidul disebut Tayuman atau Gedaglek atau Plikancu.

Meskipun tumbuhan ini tersebar secara alami di Asia (China dan Asia Tenggara), namun ternyata bukanlah tanaman asli Indonesia. Tanaman yang ditumbuh di Indonesia merupakan hasil introduksi, meskipun beberapa study memasukkan Indonesia sebagai habitat alami tanaman ini. Kapan dan siapa yang membawa bunga kupu-kupu masuk ke Indonesia, belum jelas. Selain diintroduksi ke Indonesia, bunga ini juga diintroduksi ke banyak negara lain mulai dari Amerika, Australia, hingga Afrika. Pohon bunga kupu-kupu (Bauhinia purpurea) berukuran sedang dengan tinggi mencapai 5 meter. Kulit batang berwarna coklat keabu-abuan. Daun berukuran 10-20 cm, berwarna hijau dengan bentuk menyerupai sayap kupu-kupu; bagian pangkal membulat ganda (seperti pangkal hati) dan bagian ujungnya pun ganda melonjong. Bunga berwarna merah muda, terdiri atas lima kelopak, dan berwarna harum. Tanaman ini tumbuh baik di daerah beriklim tropis dan subtropis dengan ketinggian antara 500-2000 meter dpl. Di Indonesia bunga kupu-kupu biasa ditanam sebagai tanaman penghijauan di tepi jalan, sebagai pagar hidup, atau hidup meliar di semak-semak. Pohon bunga kupu-kupu dapat dikembangbiakan secara generatif (dengan menggunakan biji) ataupun secara vegetatif, yaitu dengan stek ataupun cangkok. Perawatannya cukup mudah bahkan cenderung menjadi tanaman invasif  ( Alamendah,2014).

Getah dan kayu pohon kupu-kupu mengandung tannic acid dan glukosa. Sedangkan bunganya mengandung astragalin, isoquercitrin, guercetin, pelargonidin 3-glukoside, dan 3-triglucoside butein galactoside. Dengan kandungannya tersebut, bunga kupu-kupu dapat digunakan sebagai anti-bakteri, anti-diabetes, analgesic, anti-inflammatory, anti-diare, anti-kangker, nephroprotective, dan aktivitas regulasi hormon tiroid. Pun untuk mengobati nyeri, rematik, pembengkakan paha, kejang, dan diare (bunga).Tumbuhan bunga kupu-kupu terdaftar dalam status keterancaman yang dikeluarkan oleh IUCN Redlist. Statusnya adalah spesies Least Concern ( Alamendah,2014).

3.Tayuman sebagai Hijauan Pakan Ternak Yang Potensial

Habitus tanaman Tayuman yang berbentuk pohon perdu jika akan difungsikan sebagai penghasil Hijauan Pakan ternak, maka perlu dilakukan pemangkasan yang teratur agar tunas baru dapat tumbuh lebih rimbun. Teknis penanaman dapat secara monokultur ataupun campuran dengan tanaman lain atau ditanam sebagai tanaman pagar. Namun kebanyakan masih ditanam sebagai pagar hidup di pekarangan atau ditegalan.

Teknis budidaya

Agar produksi hijauan dapat lebih optimal, maka teknis pembudidayaannya perlu diperhatikan sejak persiapan tanam, pemeliharaan tanaman hingga pemanenan, yang antara lain :

a.Pengolahan tanah

Pengolahan tanah bertujuan untuk menggemburkan tanah agar perakaran muda yang terbentuk dapat tumbuh secara baik. Teknis pengolahan tanah dilakukan secara sederhana yakni cukup secara  pengolahan tanah minimum ( minimum tilage) yakni penggemburan tanah pada calon lubang tanam, baik pada sistem monokultur maupun campuran ataupun secara tanaman pagar.

b.Tanam 

Bibit tayuman berasal dari biji ataupun stek batang. Jika benih berasal dari biji maka biji yang baik untuk benih adalah berasal dari polong yang sudah tua dan kering serta bernas.Cara tanamnya adalah benih dibenamkan dlm lubang ± 3-5cm kemudian ditimbun tanah.  Jika benih berasal dari stek, maka stek yang memenuhi syarat adalah berasal dari tanaman yang sudah berkayu tetapi belum terlalu tua dan tidak terlalu muda, diameter stek ± 10-15 cm, panjang stek ± 1 m. Waktu tanam dilakukan pada awal musim penghujan. Jarak tanam dalam barisan 30 – 50 cm.

c.Pemupukan

Agar pertumbuhan tanaman dapat lebih cepat, maka pemupukan perlu dilakukan, adapun dosis dan jenis  pupuk melihat tingkat kesuburan tanah. Pada tanah yang tingkat kesuburannya rendah, pemupakan dapat dilakukan dengan pupuk organik dan pupuk anorganik. 

- Pupuk organik digunakan pada saat tanam, dengan dosis pupuk  0,5-1 kg / lubang tanam.

- Pupuk anorganik dapat berupa pupuk tunggal ( ZA, urea, SP36 ) ataupun pupuk majemuk ( NPK ). Untuk tanaman muda (kurang dari 2 tahun) cukup 2-4 gram / tanaman, untuk tanaman dewasa minimal 2 kali pertahun yakni awal musim penghujan dan akhir musim penghujan dengan dosis 4-8 gram/ batang/ kali pemupukan.

d.Pemangkasan cabang

Mengingat produksi hijauan sangat ditentukan dari tingkat kerimbunan tanaman, maka tanaman setelah mencapai tinggi ± 1,5 m batang pokok dipangkas pada ketinggian ± 0,75m - 1 m dari permukaan tanah. Setelah batang berkayu sebaiknya pemangkasan tunas di lakukan setiap 2-3 bulan sekali, karena dengan jeda waktu 2-3 bulan tunas sudah cukup tua dan siap untuk diberikan pada ternak.Teknis pemangkasan sebaiknya dengan pisau yang tajam dengan bagian yang tajam mengarah keatas, agar pada saat pemangkasan tidak merusak kulit batang.

Beberapa kelebihan tanaman Tayuman antara lain :

a. Merupakan tanaman yang tahan kekeringan, karena sistem perakarannya dalam dan kuat.

b. Mempunyai nilai nutrisi yang cukup tinggi yakni kadar air 68,46%, kadar abu 6,88%, protein kasar 17,47 %, lemak kasar 33,55 %, BETN 36,95 %, Ca 0,02 % dan P 1,15% ( Anonim,2005).

c. Tahan pemangkasan,

d. Produksi hijauan segar 2-5 kg/ batang setiap pemangkasan 2-3 bulan sekali.

e. Pada musim kemarau daun tidak rontok.

f. Tingkat palatabilitas tinggi.

g. Daya cerna tinggi.

h. Merupakan tanaman perdu yang berumur panjang.

i. Manfaat yang lain antara lain daun muda dapat untuk sayuran dan batang serta daun tua dapat untuk bahan kerajinan yang bernilai ekonomi tinggi.

( Oleh : Trimulad Dahono Sw, Penyuluh Pertanian Kab.Gunungkidul ).

Artikel Lainnya Dari Penulis Ini

RUMPUT ODOT

Oleh : Trimulad Dahono Saptowulan 2017-09-14 20:41:57