Setiap Idul Adha di bulan Dzulhijah mnyembelih hewan kurban terlaksana setiap tahunnya. Melakukan penyembelihan yang sesuai syariat islam dan menghasilkan daging yang higienis menjadi titik kritis yang harus selalu diperhatikan. Tentu saja hewan kurban yang terpilih adalah hewan yang memenuhi kriteria sehat, tidak cacat, jantan(isa betina mandul), dan cukup umur.
Tahapan dari setiap proses sebelum daging kurban dibagikan sangat mempengaruhi kualitas daging. Tahapan pertama mengistirahatkan dan mempuasakan hewan sebelum disembelih, ini sangat baik dilakukan. Dengan tujuan isi rumen hewan tidak penuh dan ketika proses penyembelihan meminimalkan kemungkinan rumen pecah yg tentu saja dapat mengotori daging.
Proses perobohan hewan kurban dilakukan dengan hati-hati dengan teknik yang tepat, hal ini bertujuan agar sapi tidak stres.Pemotongan yang dilakukan pada kondisi stress, kelelahan akan mengakibatkan daging yang kurang baik, yaitu pH tinggi, warna merah gelap, tekstur keras dan kering atau dikenal dengan istilah daging DFD (dark, firm and dry)(Aslimah Siti,2019).
Penyembelihan hewan kurban harus dilakukan sesuai syariat Islam, menggunakan pisau yang tajam sehingga mempercepat proses kematian hewan (mengurangi rasa sakit hewan). Sediakan lubang khusus untuk penampungan darah hewan, agar ketika disembelih darah hewan terkumpul tidak tercecer kemana mana sehingga mengundang lalat dan hewan lainnya yang bisa mengkontaminasi daging. Selanjutnya pengeletan daging hewan (sapi) ditempat yang bersih dan beralas(bisa menggunakan terpal), untuk kambing dan Domba pengeletan dilakukan dengan cara menggantung hewan dengan bagian kepala dibawah. Hal ini berfungsi untuk menjaga daging dari kontaminan, dan karkas yang dihasilkan lebih baik karena pengeluaran darah bisa maksimal.
Proses pengeletan daging dilakukan oleh petugas tersendiri, berbeda dengan yang menangani jeroan. Pengeletan, penimbangan dan pengemasan dilakukan ditempat yang bersih dan beralas.. Jeroan terbagi menjadi jeroan hijau(Rumen, reticulum,omasum, abomasum dan usus) dan jeroan merah (Hati , Paru, limpa,jantung dan Ginjal). Proses pengeluaran isi jeroan hijau dilakukan ditempat khusus(dibuatkan lubang untuk membuang isi jeroan dan digelontor air bersih). Jangan melakukan pembersihan jeroan disungai/selokan karena dapat mencemari lingkungan dan jeroan bisa terkontaminasi air sungai yang kurang bersih.
Pengemasan daging kurban dilakukan dengan bersih dan higienis untuk mengurangi kontaminan yang bisa mempengaruhi kualitas daging. Mengemas daging menggunakan wadah transparan/plastik bening, hindari penggunaan tas kresek berwarna karena mengandung zat karsinogen dan dapat mencemari daging. Pengemasan daging terpisah dari jeroan. Untuk jeroan merah bisa langsung dikemas dengan plastik transparan, untuk jeroan hijau sebaiknya direbus terlebih dahulu sebelum dibagikan.
Penyimpanan daging disuhu 25-30C berlangsung 4 jam, maka dari itu, Setelah pengemasan selesai, daging segera dibagikan. Dengan memperhatikan hal-hal diatas, semoga bisa mewujudkan Daging hewan kurban yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal) dan juga baik. Halalan thoyyiban.
Selamat Hari Raya Idul Adha 1442 H .....
Penulis: drh.Wiwit Daning Dwijanuarti (PPL Mororejo, Tempel)
HATIKU RUSAK BUKAN UNTUK MU (FASCIOLASIS PADA HATI SAPI)