TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH
Oleh Saraswati, S.TP
PPL Kecamatan Mlati
UPTD BP4 Wilayah III di Seyegan, Sleman, DIY
Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat serta memiliki nilai ekonomi tinggi karena dimanfaatkan sehari-hari sebagai bumbu dapur atau bahan masakan, obat tradisional dan berbagai kebutuhan rumah tangga yang lain. Bawang merah dapat dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif bisnis yang menjanjikan dan juga prospektif.
Budidaya bawang merah memerlukan penyinaran matahari lebih dari 12 jam sehari. Tanaman ini cocok dibudidayakan di dataran rendah dengan ketinggian 0 - 900 meter dari permukaan laut. Suhu optimum untuk perkembangan tanaman bawang merah berkisar 25-32 derajat Celcius. Sedangkan keasaman tanah yang dikehendaki sekitar pH 5,6-7.
Keberhasilan budidaya bawang merah, tentu saja dihadapkan pada berbagai masalah (resiko) di lapangan diantaranya cara budidaya, serangan hama dan penyakit, kekurangan unsur mikro, dll yang menyebabkan produksinya menurun. Kuantitas produksi bawang merah berkaitan erat dengan ukuran dan banyaknya umbi yang dihasilkan. Kualitas bawang merah ditentukan oleh aroma yang tajam serta warna kulit umbinya. Untuk memperoleh kuantitas produksi yang optimal dan berkualitas maka perlu diperhatikan langkah-langkah budidaya bawang merah yaitu sebagai berikut.
1. Pemilihan bibit
Varietas benih bawang merah cukup banyak, ada benih lokal hingga impor, pilihlah varietas yang adaptif dan bermutu baik.
Bawang merah bisa diperbanyak dengan dua cara yaitu menggunakan bahan tanam berupa biji dan umbi. Kebanyakan budidaya di sentra produksi bawang merah menggunakan umbi sebagai benih.
Umbi bawang merah yang digunakan sebagai bibit adalah umbi yang sehat, warnanya mengkilat, tidak keropos, serta kulitnya tidak luka. Benih berasal dari umbi yang dipanen tua, umur lebih dari 80 hari untuk dataran rendah dan 100 hari untuk dataran tinggi. Benih yang baik setidaknya telah disimpan 2-3 bulan, dengan ukuran kecil atau sedang sekitar 1.5-2 cm.
Kebutuhan benih untuk budidaya tergantung varietas, ukuran benih dan jarak tanam. Bila bobot umbi lebih kecil, kebutuhan umbi per hektarnya lebih sedikit.
Hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan bibit bawang merah adalah:
1. Ukuran umbi bibit yang optimal adalah 3 - 4 gram/umbi.
2. Umbi Bibit Telah tumbuh tunas dan umbi masih dalam ikatan (umbi masih ada daunnya)
3. Umbi bibit harus sehat, ditandai dengan bentuk umbi yang kompak (tidak keropos), kulit umbi tidak luka (tidak terkelupas atau berkilau)
4. Benih direndam dengan larutan Hormon Organik sehari sebelum tanam selama 10 menit.
5. Setelah bibit ditiriskan, lalu ditaburi merata dengan satu bungkus (100 g) agensia hayati berbahan aktif Gliocladium + Trichoderma.
2. Pengolahan tanah
Pengolahan tanah dilakukan untuk menciptakan kondisi struktur tanah dan aerasi yang lebih baik, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
1. melakukan pembersihan dengan cara membabat rumput dan gulma. Setelah itu tanah harus digemburkan dengan menggunakan traktor dan kultivator.
2. Selanjutnya dibuat bedengan dengan ukuran tinggi 20-30 cm lebar 100-120 cm, panjang bedengan menyesuaikan dengan ukuran lahan dan posisi jalan. Jarak antar bedengan 50 cm dan kedalaman parit 50 cm. Lahan diolah dengan kedalaman ± 30 cm menggunakan kultivator atau cangkul. Permukaan tanah bedengan dibuat rata atau tidak melengkung.
3. Lakukan pengukuran pH tanah. Apabila pH tanah kurang dari 5,6, tambahkan Dolomit/kapur pertanian dengan dosis 1 - 1,5 ton/ha disebarkan di atas bedengan dan diaduk rata dengan tanah lalu biarkan kurang lebih seminggu agar kadar asam tidak terlalu tinggi.
4. Aplikasikan pupuk dasar + agensia hayati berbahan aktif Gliocladium dan Trichoderma setelah itu dibiarkan selama seminggu. Pupuk dasar yang digunakan 15-20 t/ha pupuk kandang sapi atau 5-6 ton/ha kotoran ayam atau kompos sebanyak 2,5-5 ton/ha. Bisa juga ditambahkan pupuk Urea, ZA, SP-36 dan KCl sebanyak 47 kg, 100kg, 311 kg dan 56 kg per hektar. Pupuk kandang atau kompos dan pupuk buatan disebar serta diaduk rata dengan tanah satu minggu sebelum tanam.
5. Bedengan dapat dipasangi mulsa plastik untuk menjaga kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan gulma.
3. Penanaman
Siapkan benih atau umbi bawang merah yang siap tanam. Apabila umur umbi masih kurang dari 2 bulan/ belum siap benar ditanam/pertumbuhan tunas dalam umbi kurang dari 80%, lakukan pemogesan terlebih dahulu. Pemogesan adalah pemotongan bagian ujung umbi, sekitar 0.5cm. Fungsinya untuk memecah masa dorman dan mempercepat tumbuhnya tanaman.
Setelah itu bibit diberi abu dari sisa pembakaran, abu berfungsi untuk menyerap getah bawang merah. Apabila proses ini dilewatkan maka tingkat serangan jamur akan lebih tinggi. Cuci abu yang menempel dengan air bersih.
Jarak tanam untuk budidaya bawang merah pada musim kemarau dipadatkan hingga 15 x15 cm, sedangkan pada musim hujan dapat menggunakan jarak tanam 15 x 20 cm atau 20 x 20 cm. Teknik penanaman bawang merah yang benar adalah Umbi dimasukkan ke dalam tanah dalam keadaan berdiri dengan jumlah bibit sebanyak 1 bibit per lubang, tanam seperti memutar sekerup. Penanaman diusahakan jangan terlalu dalam karena umbi mudah mengalami pembusukan.
4. Pemeliharaan
Pemeliharaan pada bawang merah dilakukan dengan cara penyiraman, penyulaman, penyiangan, pemupukan, dan pengendalian hama dan penyakit dalam budidaya bawang merah kegiatan pemeliharaan antara lain meliputi:
a. Penyiraman, penyiraman dapat dilakukan dengan menggunakan gembor atau selang besar, dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore) hingga tanaman berumur 10 hari. Yang perlu diingat bahwa bawang merah memerlukan banyak air, namun dia tidak tahan terhadap genangan atau tanah yang becek. Setelah itu frekuensi penyiraman bisa dikurangi hingga satu kali sehari atau sesuai kondisi tanah/tanaman terutama sehabis hujan atau turun embun untuk menghindari penyebaran penyakit.
b. Penyulaman, dilakukan dengan cara mengganti tanaman bawang merah yang tumbuh abnormal atau mati dengan tanaman yang baru.
Pengendalian hama dan penyakit, pada dasarnya untuk mengatasi serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) menggunakan konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), pestisida kimia dapat digunakan sebagai alternatif terakhir. Hama dan penyakit yang paling sering melanda tanaman bawang merah adalah hama ulat dan penyakit layu. Hama Ulat (Spodophtera exigua) menyerang daun , gejalanya terlihat bercak putih pada daun. Bila daun diteropong terlihat seperti gigitan ulat. Pengendaliannya dengan pemungutan ulat secara manual atau memotong daun yang terserang dan dibuang di lokasi yang berjauhan. Jika serangan meningkat dan kerusakan lebih dari 5 % per rumpun daun, semprot dengan insektisida yang berbahan aktif Klorpirifos atau aplikasi agensia hayati yang berbahan aktif SE-NPV (Spodophtera Exigua-Nuclear Polyhedrosis Virus).
Penyakit layu fusarium, disebabkan oleh cendawan. Gejalanya daun menguning dan seperti terpilin. Bagian pangkal batang membusuk. Penanganannya dengan mencabut tanaman yang mati kemudian membakarnya. Penyemprotan bisa menggunakan fungisida.
Pengendalian penyakit lainnya dapat dilakukan dengan menyemprotkan air bersih pada tanaman sehabis turun hujan, aplikasi fungisida atau aplikasi bakterisida tergantung penyebab penyakitnya. Aplikasi agensia hayati berupa Gliocladium dan Trichoderma sangat efektif mengendalikan penyakit yang disebabkan jamur atau cendawan.
e. Pemupukan
Pemupukan susulan menggunakan Urea (93 kg/ha), ZA (200 kg/ha) dan KCl (112 kg/ha). Pemupukan susulan I dilakukan pada umur 10-15 hari setelah tanam dan susulan II pada waktu umur 1 bulan setelah tanam, masing-masing ½ dosis. Komposisi pupuk susulan II terdiri dari Urea 47 kg/ha, ZA 100kg/ha, dan KCl 56 kg/ha. Pemupukan dilakukan dengan membuat garitan disamping tanaman.
Sementara, 100 kg NPK(15-15-15) Mutiara diaplikasikan pada umur 3 minggu. Sedangkan pupuk hayati diaplikasikan melalui bibit sebelum tanam dan/atau dengan penyemprotan pada tanaman umur 1-4 minggu.
Penambahan pupuk organik berupa pupuk kandang, kompos sebelum tanam atau saat pengolahan tanah dapat memperbaiki struktur tanah, meningkatkan agregasi, meningkatkan daya memegang air serta memperkaya tanah dengan berbagai macam unsur hara hasil peruraian dari bahan organik yang dimasukkan ke dalam tanah.
f. Penyiangan
Penyiangan gulma biasanya dilakukan sebanyak dua kali dalam satu musim tanam yakni pada saat tanaman berumur 10-15 hari dan 28-35 hari (sebelum pemupukan susulan) atau bersamaan dengan pemupukan susulan untuk menghemat biaya tenaga kerja. Penyiangan juga dilakukan sesuai keadaan gulma di lapangan, jika serangan gulma cukup tinggi segera lakukan penyiangan tanpa menunggu pemupukan susulan.
5. Panen dan pasca panen
Panen dilakukan apabila tanaman telah berumur 55-70 hari setelah tanam. Produktivitas bawang merah berkisar antara 3-12 ton per hektar dengan rata-rata nasinal 9,47 ton per hektar.
Tanaman yang telah siap dipanen memiliki ciri-ciri:
1. Tanaman telah cukup tua, dengan ciri hampir 60-90% daun mulai rebah atau lakukan pemeriksaan umbi secara acak.
2. Umbi lapis terlihat padat berisi dan sebagian tersembul di permukaan tanah
3. Warna kulit umbi mengkilat atau memerah
4. Khusus untuk pembenihan umbi, tingkat kerebahan harus mencapai lebih dari 90%.
Panen dilakukan dengan cara mencabut tanaman bersama daunnya dan diusahakan agar tanah yang menempel pada umbi dibersihkan. Biarkan umbi beberapa jam pada bedengan, kemudian diikat (1-1,5 kg/ikat).
Umbi yang telah diikat dijemur dengan posisi daun berada di atas (selama 5-7 hari). Setelah daun kering, ikatan diperbesar dengan menyatukan 3-4 ikatan kecil menggunakan tali bambu. Kemudian dilakukan pengelompokan (grading) sesuai dengan ukuran umbi.
Bila umbi telah kering, bawang merah dapat disimpan atau dipasarkan. umbi disimpan di gudang atau di para-para atau dilakukan pengasapan agar tidak mudah busuk dan tahan lama. Pemasaran bawang merah dapat dilakukan secara langsung kepada konsumen atau ke pasar lelang sayuran terdekat.
BUPATI SLEMAN PANEN CABAI DI DEMPLOT SL BUDIDAYA CABAI DANA KALURAHAN SUMBERADI
PROFIL KELOMPOK TERNAK NGUDI MULYO PADUKUHAN JUMENENG KIDUL, KALURAHAN SUMBERADI, KAPANEWON MLATI KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2021
Panen Raya Padi, Petani Berharap Pupuk Mudah dan Harga Gabah Naik
Balai Penyuluhan Pertanian di Era Modernisasi Revolusi Industri