Tanaman klengkeng yang banyak tumbuh di sekitar kita kebanyakan klengkeng jenis lokal yang hanya berfungsi untuk penghijauan saja. Hal ini disebabkan buah yang dihasilkan tidak stabil kualitasnya. Selanjutnya masuk ke Indonesia jenis klengkeng dataran rendah yang sangat adaptif untuk berbuah di dataran rendah. Dimulai dengan klengkeng pingpong dan diamond river. Sayang kedua jenis ini mempunyai kualitas buah yang tidak bagus. Selanjutnya muncul jenis kristalin dan puang ray yang kualitas buahnya relatif lebih bagus dibanding klengkeng pingpong dan diamond river. Ada juga jenis klengkeng gading (berkulit putih) dimulai dengan varietas aroma durian, satu jari, hawae (harum wangi enak) dan mata lada. Klengkeng gading relatif lebih enak dibanding klengkeng berkulit coklat, sayang produktivitasnya rendah. Bahkan sekarang muncul klengkeng berkulit merah (rugby longan).
Selain itu ada klengkeng dataran tinggi yang masuk ke Indonesia yang mempunyai produktivitas yang tinggi meliputi itoh, kaisar, kristal 1, kateki (new cristal/itoh super), kwangtong, be gew, king long, phuan phet dll. Varietas-varietas tersebut mempunyai keunggulan dan kelemahan sendiri-sendiri. Tak ada yang yang tak retak. Pemilihan varietas merupakan salah satu kunci keberhasilan budidaya klengkeng. Hal ini disebabkan buah klengkeng juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi karena harganya relatif stabil. Kebutuhan akan buah klengkeng masih kurang dengan dibuktikan banyak buah klengkeng import yang masuk. Kebutuhan klengkeng untuk Daerah Istimewa Yogyakarta saja 2 ton/hari. Kebutuhan ini dicukupi dengan impor dari Thailand, Taiwan, Tiongkok dan Malaysia.
Dengan munculnya klengkeng dengan produktivitas yang tinggi dan cepat dibuahkan (2-3 tahun tergantung perawatan) akan mengurangi ketergantungan kita terhadapa import klengkeng. Tanaman klengkeng berusia 3 tahun rata-rata menghasilkan 35 kg dan berusia 5 tahun menghasilkan di atas 1 kwintal. Produktivitas ini akan naik seiring dengan bertambahnya usia tanaman. Kuncinya ada pada pemilihan varietas dan teknologi perawatan.
Selain itu keuntungan yang muncul dari budidaya klengkeng adalah bisa dibuahkan di luar musim (dengan teknologi yang tepat), sehingga kita bisa mengatur waktu panen. Dampaknya bisa menghinari harga jatuh karena melimpahnya ketersediaan klengkeng di tingkat petani. Dengan perlakuan yang optimal klengkeng bisa dibuahkan setiap 8 bulan sekali. Jika kita menanam 8 pohon maka kita bisa panen setiap bulan. Jika menanam 40 pohon kita bisa panen seminggu sekali. Jika kita menanam 200 pohon maka kita bisa panen setiap hari.
Budidaya klengkeng ini mulai dikembangkan di Kulon Progo. Salah satu titik pengembangan adalah di Soropadan, Tawangsari, Pengasih. Jenis yang dikembangkan adalah itoh dan kateki. Kedua varietas ini mempunyai keunggulan yang sangat tinggi. Diharapkan dengan adanya pengembangan ini akan mengurangi ketergantungan akan impor buah klengkeng Thailand, Taiwan, Tiongkok dan Malaysia. Untuk konsultasi budidaya klengkeng dapat menghubungi kami di 08132 889 7343.
PRINSIP-PRINSIP PEMBUATAN KOMPOS