Hari Raya Idul Adha sebentar lagi. Seluruh muslim di dunia melaksanakan penyembelihan hewan kurban. Hewan yang terpilih disembelih, diambil semua bagian tubuhnya untuk dibagikan.
Pemeriksaan antemortem (sebelum hewan dipotong) dilakukan dengan tujuan mengecek kesehatan hewan. Tak hanya itu, Dinas terkait juga setiap Idul Adha melakukan pemeriksaan post mortem (pasca hewan dipotong)dengan melibatkan petugas Medik Veteriner(dokter hewan) , paramedik veteriner dan petugas penyuluh lapangan untuk terjun langsung melakukan pengawasan dan pemeriksaan hewan kurban untuk menjamin keamanan pangan masyarakat.
Tak hanya daging, bagian dalam organ hewan kurban juga diperiksa. Meliputi organ hati, pulmo, limpa, ginjal dll. Pemeriksaan ini meliputi warna organ, abnormalitas bentuk, ditemukannya organisme lain atau cacing didalam organ-organ tersebut. Di organ hati Kerap kali ditemukan adanya cacing berbentuk seperti daun berwarna transparant dan tipis yg bersarang di saluran hati. Cacing ini dinamakan Fasciola hepatica(cacing hati) karena biasa terdapat di hati.
Ciri yang paling mudah ditemukan ketika pemeriksaan pada hati yang terkena Fasciolasis adalah adanya perubahan warna hati yang lebih pucat (Normalnya warna merah tembaga/merah gelap) dengan saluran hati menebal yg bergaris semburat putih-kuning menonjol, ujung hati tumpul. Ketika diiris bagian yang diduga ada Fasciolanya akan mengeluarkan cairan berlendir kuning dg kotoran hitam tekstur berpasirhdisertai keluarnya cacing dari saluran hati.
Hati yang rusak disarankan untuk diafkir (dibuang) tergantung tingkat keparahan. Jika masih terkena seagian,b isa dibuang bagian hati yang rusak dg jalan mengiris hati tersebut. Jika keparahan sudah lebih dari 50% , disarankan untuk dibuang/afkir.
Kenyataannya masih banyak masyarakat yang kurang tau dan peduli, tanpa memperhatikan kondisi hati langsung dipotong untuk dibagikan.
Hal ini bisa berbahaya seandainya dikonsumsi bagi manusia terutama dalam kondisi setengah matang. Penularan fasciolosis oleh Fasciola hepatica dapat terjadi jika Anda mengkonsumsi hati mentah seperti dilakukan sebagian masyarakat Eropa. Hal ini ditunjukkan dalam penelitian oleh Taira N dkk yang memberi makan tikus dengan hati terkontaminasi Fasciola hepatica. Hasilnya, cacing tersebut dapat berkembang menjadi dewasa di dalam tubuh tikus. Mereka juga menerapkan penelitian yang sama pada 10 ekor anak babi, dan kesemuanya mati saat cacing berumur 14 hari di tubuh babi(Widya Aditya, 2017).
Walaupun cacing hati bisa mati dengan pemanasan/dimasak, hati yg terkena fasciolasis jika dimasak ada sensasi berpasir (sirosis) dan rasa agak pahit, jika terlalu banyak mengkonsumsinya bisa menimbulkan reaksi alergi seperti diare,mual gatal hingga demam. Mengkonsumsi hati yang rusak tentu saja tidak baik karena selain menimbulkan dampak buruk pada kesehatan, juga gizi yang didapat juga tidak sebaik dengan hati sapi yang sehat. Hindari mengkonsumsi hati yang rusak. Mari kita konsumsi makanan yang baik dibulan yang baik...
penulis: drh.Wiwit Daning Dwijanuarti (PPL Mororejo, Tempel).
DAGING KURBAN YANG HALALAN THOYYIBAN