Menurut Sejarah sistem hidroponik diawali secara sederhana sejak zaman Babilonia dengan ditemukannya taman gantung dan berkembang sampai ke Yunani. Hidroponik dalam Bahasa Yunani artinya hydro (air) dan ponos (mengerjakan) yaitu cara budidaya tanaman dengan menggunakan medium air. Dalam perkembangannya sistem Hidroponik adalah cara budidaya tanaman dengan media bukan tanah. Beberapa keuntungan dengan sistem Hidroponik yaitu : Hasil dan kualitas tanaman lebih tinggi, Lebih terbebas dari hama dan penyakit, Penggunaan air dan pupuk lebih hemat, Dapat untuk mengatasi masalah tanah, Dapat untuk mengatasi masalah keterbatasan lahan, Menghemat tenaga kerja, serta dapa menghilangkan stres/untuk wisata.
Beberapa Jenis Hidroponik antara lain :
- Hidroponik Sistem Wick/Rakit Apung, yaitu merupakan teknik hidroponik dengan menggunakan sumbu (kain flanel) untuk membantu tanaman dalam menyerap nutrisi dari wadah penampungan.
- Hidroponik Sistem Nutrient Film Technique (NFT), yaitu Air dialirkan ke deretan akar tanaman secara dangkal/ tipis. Akar tanaman akan mendapat nutrisi dan oksigen secara seimbang. Sistem NFT membutuhkan aliran air yang terus menerus sehingga suplay listrik ke pompa air agar terus menyala. Jika listik mati dan air tidak mengalir dalam jangka waktu lama maka tanaman akan mati. Sistem NFT membutuhkan investasi awal yang besar.
-
Hidroponik Sistem Substrat yaitu metode budidaya tanaman dimana akar tanaman tumbuh pada media porus selain tanah yang dialiri larutan nutrisi sehingga memungkinkan tanaman memperoleh air, nutrisi dan oksigen secara cukup. Media Substrat dapat berupa bahan organik dan non organik yang memiliki karakteristik dapat menyerap dan menghantarkan air, tidak mempengaruhi pH air, tidak berubah warna, tidak mudah lapuk, misalnya arang sekam, hidroton, kokopit. Sistem irigasi pada hidroponik substrat dengan irigasi tetes/drip dan irigasi pasang surut
Tahapan dalam Praktek Sistem Hidroponik antara lain :
- Persiapan alat dan bahan, yaitu mempersiapkan alat dan bahan untuk membuat Hidroponik seperti wadah dengan tutup berlubang, netpot, kain flanel, Nutrisi AB Mix, Rockwoll/Busa, Benih Sayuran dll.
- Tahap Pembibitan, yaitu : Potong Rockwool/Busa ukuran 2 cm x 2 cm, dilubangi bagian atasnya, kemudian semprot dengan air, susun diatas tray dengan rapi. Masukkan biji sayuran kedalam lubang Rockwool menggunakan pinset/tusuk gigi, kemudian semprot dengan air. Letakkan tray di tempat teduh terlindung dari sinar matahari langsung. Jaga kelembapan benih setiap hari, jika terlalu kering dapat disemprot air sampai basah. Dalam 2 x 24 jam benih akan tumbuh, tunggu sampai mucul 4 helai daun siap dipindah ke netpot.
- Tahap Penanaman, yaitu : Siapkan pupuk nutrisi A B Mix. Cara menyiapkan nutrisi awal adalah dengan perbandingan 5:1 dan 5:1 ( setiap 1 kg nutrisi A padat/kristal dilarutkan dengan 5 liter air dan 1 kg nutrisi B padat/kristal dilarutkan dengan 5 liter air. Ambil 5 ml larutan A + 5 ml larutan B campurkan kedalam 1 liter air, aduk hingga tercampur merata, Kemudian masukkan dalam wadah yang telah disiapkan. Penggunaan nutrisi untuk tanaman adalah dengan perbandingan 1:5:5 artinya setiap 1 liter air dicampur dengan 5 ml nutrisi A dan 5 ml nutrisi B larutan ini diperkirakan mengandung 600 an ppm ( part pert milion satuan kepekatan larutan. Untuk memastikan ukur dengan alat TDS meter. Takaran ini sebaiknya digunakan selama 2 minggu selanjutnya perlu ditambah sesuai kebutuhan.
- Tahap Perawatan Tanaman, yaitu : Masukkan rockwool yang telah ditumbuhi daun kedalam netpot. Disekeliling netpot bisa ditambah kerikil kecil/arang sekam agar tidak terguncang. Tempatkan wadah netpot sayuran dibawah sinar matahari langsung, jika memungkinkan usahakan terlindung dari hujan. Lakukan pengecekan larutan nutrisi dalam wadah, jika berkurang lakukan penambahan larutan nutrisi.
- Tahap Pemanenan, yaitu : Setelah 35-40 hari sayuran yang ditanam sudah dapat dipanen. Cabut tanaman dari netpot dan rockwool, bersihkan netpot dari sisa akar. Netpot dibersihkan dengan air dan dikeringkan sebelum digunakan lagi.
Oleh :
Andi Bagus D.STP (Penyuluh Ahli Muda, UPTD BPSDMP DIY)
INSTALASI SMART FARMING DI GREEN HOUSE JOGJA AGRO PARK : TEKNOLOGI PENYIRAMAN OTOMATIS DENGAN SMARTPHONE
ASEAN Agricultural Extensionist collaborated on Workshop “The Role of Agricultural Extension in Strengthening Agricultural Innovation System”